MADANIS Live

Sabtu, 17 Januari 2009

METODE HUBUNGAN SHALAT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 9 SURABAYA


Ada dua hal yang melatar belakangi penulisan ini, Yang pertama rendahnya mutu prestasi pendidikan di Indonesia. Hal itu dapat kita lihat antara lain, rendanya rata-rata nilai UNAS untuk semua bidang studi yang diUNASkan, baik di tingkat nasional dan daerah. Dalam perbandingan internsional, sebagaimana yang dilaporkan dalam "the third internasional, matematics and science study" (TIMMS) tahun 1999, Indonesia pada urutan 32 untuk IPA dan 34 untuk matamatika, dari 38 negara di Asia Tenggara. Untuk dua bidang pelajaran tersebut, Indonesia di bawah Malaisyia, Tailand dan sedikit di atas Pilipina.

Bahkan hasil survey "The political and economic rixk cnsultancy" (PERC) menempatkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia berada pada peringkat terakhir 12 negara bahkan di bawah Vietnam yang menempati urutan 11. oleh karena itu sistem pembaharuan pendidikan yang harus ilakukan, termasuk kurikulum apa yang harus diajarkan, KD apa yang ahrus dikuasakan kepada siswa, penciptaan suasana belajar yang harus dimaksimalka dan lain sebagainya, supaya memiliki prestasi belajar yang maksimal juga. Yang kedua, seorang mukmin yang shalatnya baik dan benar menunjukkan kadar iman yang tinggi. Iman yang tinggi iman yang teguh dalam lubuk hati, bisa mendorong seseorang untuk menegakkan shalat. Seorang muslim, shalat adalah buah hati dari taqwa dan tawakkal kepada Allah. Akan tetapi dalam kenyataannya, ummat Islam Indonesia (termasuk siswa SMP Muhammadiyah 9 Surabaya) ada yang sudah berhasil mencapai tingkat teratur,ada yang kadang teratur kadang tidak, dan ada pulayang sering meninggalkan shalat.

Dengan menyadari betapa pentingnya penciptaan suasana belajar (konsentrasi) dan pentingnya pula masalah keteraturan shalat yang hubungannya dengan prestasi belajar. Ada hal yang menarik menurut pengmatan penulis bahwa siswa yang berprestasi baik itu praktik hidup keagamaannya baik juga (shalat). Masalah inilah yang akan diselidiki dalam penelitian ini, Hasil-hasilnya diharapkan bisa dijadikan pemikiran dan pegangan dalam usaha terapi dalam bidang pendidikan yang tentunya akan bermanfaat bagi bangsa yang kini sedang tertinggal mutu pendidikannya dengan bangsa lain.

METODOLOGI
Metodologi merupakan masalah yang sangat penting dalam sebuah penelitian, salah dan benarnya suatu kesimpulan sangat ditentukan oleh metodologi yang dipakai. Dalam bab ini akan dibahas tentang subjek penelitian, metode pengumpulan data, masalah validitas dan metode analisis data

A. SUBJEK PENELITIAN
Atas landasan teori di depan, untuk membandingkan keteraturan menegakkan shalat yang bervariasi dari yang sudah berhasil teratur, yang kadang-kadang saja, dan yang sering meninggalkan shalat, maka perlu dicari subjek penelitian yang masih mengandung ketiga variasi tersebut, selain itu semua siswa beragama Islam. Untuk penelitian ini, penulis pilih subjek penelitian siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 9 Surabaya, yang pelajaran agamanya cukup banyak atau cukup mendukung.

Penulis memilih siswa kelas VIII, karena hampir dua tahun mereka relatif sudah mendapatkan suasana pendidikan yang sama dan umurpun relatif sebaya. Kelas VIII SMP Muhammadiyah 9 Surabaya mempunyai tiga kelas, untuk sampel dipilih secara random dua kelas. Cara pengambilan sampel ini disebut teknik "sample cluster random sapling". Pengambilan sampel menurut kelasnya dan bukan diambil perindividu. Klaster sampling tidak memilih individu-individu, melainkan clustercluster atau rumpun.

B. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket, informen guru dan orang tua siswa melalui buku kepribadian siswa sebagai cara untuk mengumpulkan data, yaitu data tentang keteraturan shalat siswa SMP Muhammadiyah 9. Sedangkan data prestasi belajar siswa penulis menggunakan dokumen rapor kelas VIII semester tiga.

Data keteraturan shalat Untuk mengungkap keteraturan shalat seseorang, digunakan angket langsung tipe pilihan berbentuk multiple choise, masing - masing item 3 pernyataan yang harus dipilih salah satu yang dirasa paling cocok untuk dirinya. Angket ini dinamakan "Skala Keterbukaan Diri". Untuk menghindari kecenderungan rasa malu bahwa shalatnya belum sempurna. angket keteraturan shalat ini disusun dalam 30 item yang dibagi 3 faktor A, B dan C.
A. Faktor ketepatan dan disiplin
B. Faktor kesadaran dan tanggung jawab.
C. Faktor kekuatan, kehendak dan dapat mengatasi pengaruh lingkungan

ditulis oleh : Drs. Subakir, M.Pd.I (Kepala SMP Madani)

Tidak ada komentar: